Adanya perusahaan yang akan berlanjut program nya ialah pada di penghimpunannya sendiri. Lembaga harus mempunyai revenue sendiri terkait fundraising nya masing-masing. Awal langkah dalam siklus perkembangan organisasi ialah pertama lembaga memperkenalkan terlebih dahulu kepada tim, lembaga yang lainnya, maupun masyarakat sekitar. Ketika sebuah lembaga pada introductionny asalah maka lembaga tersebut tidak akan tumbuh. Tindakan yang seharusnya dilakukan ialah berkolaborasi dengan lembaga yang lainnya agar lembaga kita ikut berkembang dan punya masa depan yang lebih baik. Memperkenalkan lembaga, mengedukasi program kita, adalah salah satu fase introduction. Introduction semakin cepat dilakukan, semakin cepat juga akan dikenal dengan lembaga yang lainnya.

Di fase pertumbuhan (growth) ini fase yang bisa dikatakan yang lama fase nya, mulai dari proses tumbuhnya program. Untuk menguatkan fase ini, dianjurkan untuk terus melakukan inovasi dan repositioning agar pertumbuhannya semakin signifikan dan tidak mengalami penurunan. Jika sedang mengalami penurunan, jangan sekali-kali untuk melakukan penghutangan dimana-mana karena akan menyebabkan kematian dalam lembaga tersebut. Di Indonesia terkenal sebagai pendonasi yang paling banyak yang paling dermawan. Lembaga zakat akan terus bertumbuh jika niat dalam lembaga tersebut baik, mulai dari niat untuk membantu orang yang membutuhkan, pembagian dana zakat yang adil, dll. Kita harus menjadi fundraiser yang baik juga. Setiap lembaga harus tetap pada sistematika pasarnya masing-masing, misal dari campaign yang baik.

Dalam proses bisnis, pertama harus memperkenalkan produk yang ada di lembaga. Kemudian ada aktivitas fundraising (penghimpunan dana). Ada dua aspek, yaitu selling/transtaction (digital dan non digital) dan maintenance (dalam customer experience dan journey). Strategi dalam memperkenalkan lembaga itu beda-beda. Seperti memperlihatkan brand kita bahwa program maupun brand yang kita punya itu layak untuk menjadi mitra anda. Dalam frundaising baru, kita harus mengetahui dulu apa profile dari lembaga tersebut. Lebih memperhatikan profile brandingnya. Jika lembaga dalam perkenalannya sudah lancar, tetapi donatur belum menanggapi secara baik atau tidak merespons, itu adalah tantangannya. Salah satu membuat kpercayaan kepada donatur ialah menunjukkan portofolio yang baik, bagus, dan jujur terkait program ynag kita punya. Jika kita masih belum bisa menjadi donatur, jadilah frundaiser dulu.

Fase selanjutnya dalam proses bisnis ialah finance dan distribusi. Keuangan dalam budgeting dan perhitungan arus kas, dan distribusi yang keterhubungan dengan program yang sudah disusun oleh lembaga. Fundraising berbasis jenis donasi diantaranya fund. Zakat dan fund. Program seperti event-event yang berhubungan dengan keislaman, seperti event maulid nabi, dll. Content creative yang sudah bagus tetapi database nya tidak melengkapi, maka sama saja tidak akan berjalan content yang sudah dibuat. Fundrising adalah ujung tombaknya aktivitas pada suatu lembaga. Cara untuk lembaga kita agar menjadi pilihan bagi para mitra untuk berdonasi ke lembaga kita ialah pertama dia yakin bahwa lembaga adalah person yang layak untuk didonasikan. Kemudian kemampuan dalam bernegoisasi. Dan yang kedua adalah tepat atau tidaknya sasaran mitra yang ditujui. Yang harus ditunjukkan kepada mitra ynag akan berdonasi adalah profile branding lembaga dan portofolio terkait program yang telah dijalankan, tidak perlu membawa proposal kepada mitra tersebut. Dan yang ketiga adalah aktivitas pelaksanaan atau portofolio yang sudah dilaksanakan. Chemistry dalam kerjasama itu penting. Menerima ajakan (respon) program baru yang diberikan oleh mitra agar mitra semakin percaya untuk mendonasikan ke lembaga kita. Harus mempunyai kemampuan relasi kepada mitra.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *