Sumber: Buku “Manajemen ZIS”
Oleh: Erie Sudewo
Bagi pemimpin, komunikasi Tatap muka jadi momen ya paling ditunggu. Mengapa? Karena itu kesempatan untuk berdialog empat mata tanpa ditutup-tutupi. Ada waktu untuk tuntaskan masalah setuntas-tuntasnya. Dari sini bisa di gali siapa sebenarnya tim yang kita hadapi. Dari sini pun pemimpin bisa memotivasi, membuka mata hati, membuka apa sebenarnya visi cita-cita pemimpin dan lembaga.
Nabi Muhammad SAW:
“Kelebihan air jangan ditahan karena akan mematikan tanaman yang lain.”
MEMAKNAI Hadits tersebut di atas, kelebihan air artinya Meluas. Di dalam organisasi, itu dapat diartikan sebagai informasi. Maka ada dua arti penting. Pertama, informasi tertahan bisa karena sengaja. Entah karena tak suka, atau hanya enggan. Enggan bisa karena malas, merepotkan sendiri, atau tak peduli. Bisa juga karena anggap informasi itu tak penting hingga tak perlu disampaikan. Atau sebaliknya, anggap berat hingga justru tidak disampaikan. Di samping pasti ada juga yang lalai. Yang pasti banyak kerugian yang ditimbulkan, yang bisa-bisa jadi serius juga.
Arti penting kedua, tertahannya air karena serakah. Dengan memberi informasi, khawatir yang lain jadi maju juga. Daripada besarkan pihak lain, sebaiknya informasi ditahan. Padahal, salurkan kelebihan air, tidak kurangi kecukupan kebunnya. Petani serakah, lebih suka lihat kebun tetangganya kering. Hatinya dengki tak suka kebun lain sama suburnya. Inti serakah, pokoknya untung untuk diri sendiri. Dengkinya tak suka lihat orang lain sukses.
Komunikasi Organisasi
Tiap organisasi akan alami ketakefektifan komunikasi. Bagi yang telah punya sistem informasi manajemen, komunikasi lebih terjamin efektivitasnya. Bagi yang belum, jelas harus cari cara agar tak timbulkan masalah. Komunikasi baik, rencana berjalan lancar. Komunikasi jelas, pengarahan pada bawahan atau antar-bidang terjamin utuh. Dengan komunikasi, tutujuan dapat tercapai. Dengan komunikasi banyak persoalan dapat diselesaikan.
Komunikasi terdiri atas dua jenis, yaitu komunikasi vertikal dan horizontal. Komunikasi vertikal terdiri atas komunikasi ke bawah dan ke atas. Komunikasi ke bawah berasal dari manajemen puncak mengalir ke bawah, melalui jenjang hierarki manajemen hingga ke staf paling bawah. Komunikasi dari atas, disebut pengarahan atau instruksi. Bisa berupa nasihat, saran, dan penilaian kepada bawahan. Informasi dari atas ke bawah ini penting karena tujuan organisasi dan kebijakan ada dalam alur ini.
Komunikasi ke atas merupakan informasi dari bawah ke atas. Isi komunikasi menyangkut laporan, pengaduan, permintaan keputusan atau usulan. Informasi dari bawah dapat jadi umpan balik bagi manajemen puncak. Karena itu, komunikasi ke atas juga sering informal. Hubungan interpersonal jadi penting karena ada informasi yang sulit dilaporkan formal sehingga lebih pas dengan bertatap muka.
Komunikasi tatap muka punya konsekuensi. Dengan menjaga objek aktivitas, lembaga tetap jalan baik. Bahayanya justru sebaliknya. Hubungan informal ini terkadang malah tambah masalah. Matang tidaknya persoalan kini kembali kepada pihak yang bertatap muka. Bawahan yang tak dengki tak akan mengadu-adu. Tapi berapa banyak yang seperti ini? Untuk itu, atasan pun musti bijak mengarifi tiap info yang diterima.
Bagi pemimpin, komunikasi tatap muka jadi momen yang paling di tunggu. Mengapa? Karena itu kesempatan untuk berdialog empat mata tanpa ditutup-tutupi. Ada waktu untuk tuntaskan masalah setuntas-tuntasnya. Dari sini bisa digali siapa sebenarnya tim yang kita hadapi. Dari sini pun pemimpin bisa memotivasi, membuka mata hati, membuka apa sebenarnya visi cita-cita pemimpin dan lembaga. Sesungguhnya komunikasi tatap muka, jadi ajang paling efisien dan jitu untuk brainwashing.
Komunikasi horizontal sifatnya lebih familier ketimbang vertikal. Ada dua wilayah cakupan komunikasi horizontal: 1) komunikasi antara anggota dalam satu bidang atau kelompok kerja; dan 2) komunikasi antar kelompok, antar-bidang atau antar-departemen. Komunikasi horizontal punya arti penting, bahkan terkadang bisa jadi penyeimbang tak sehatnya komunikasi vertikal. Atau melalui komunikasi horizontal, klarifikasi suatu masalah dapat diselesaikan.